Minggu, 22 Juli 2012

Kepemimpinan Laki-laki Atas Wanita

Firman Allah:
   "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,karena Allah telah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain(wanita),dan karena mereka(laki-laki) telah menafkahkansebagian dari harta mereka.Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,karena Allah telah memelihara(mereka).Wanita-wanita yang kamu Khawatirkan nusyuznya,maka nasihatilah mereka dan pukullah mereka.Kemudian jika mereka menaatimu,maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." (an-Nisaa:34)
    Syariat Islam telah menetapkan agar kepemimpinan itu milik kaum lelaki.Karena,di dalam dirinya terdapat potensi-potensi yang bisa menjamin kelangsungan peranan tersebut.
    Penelitia ilmiah modern menetapkan keunggulan kaum lelaki atas wanita di banyak aspek kehidupan,kejiwaan,dan kemasyarakatan.Ini yang membuktikan bahwa ia layak memikul beban kepemimpinan tersebut.
    Pertama,berdasarkan kesempurnaan fisik(badan).Kita dapat lihat bahwa bentuk(tubuh) wanita berpotensi untuk secara bergantian menghadapi haid,kehamilan,melahirkan,nifas,menyusui,dan semua yang menyertainya semisal bangun malam dan lelah di siang hari.Sehingga,lambat laun akan semakin lemah kerangka tubuhnya,dan ketidakberdayaan memikul beban.Adapun lelaki,maka bentuk tubuhnya jauh dari kekurangan-kekurangan tersebut.
    Kedua,berdasarkan kesempurnaan akal.Yang jelas bahwa silih bergantinya aktivitas kewanitaan pada diri seorang wanita biasanya tidak akan membuatnya dalam kondisi sehat secara normal,ditinjau dari segi  otaknya.(yg bs ditrima adlh bl trdpt di antara pr wnta seorg yg jauh lbh pndai drpd kaum pria,ttp hukum syara' ataupun hukum wadl'y slalu dibangun ats dsr kaidah2 umum yg jls n bkn ats dsr pengecualian),kapabilitas berfikir dan melakukan tarjih.Khususnya pada waktu haid atau hamil dan kondisi2 serupa di mana seorang wanita perasaannya saat itu menjadi tak wajar,tertekan,dan cepat emosi.Sedangkan ,seorang lelaki akan lebih banyak dalam kondisi smart dibanding seorang wanita.Karenanya ia akan mampu menghadapi berbagai problem yang terjadi demi menjaga keutuhan dan ketentraman keluarga dan kehidupan rumahtangga.
    Ketiga,berdasarkan kesempurnaan agama.Seorang wanita tidak mampu melaksanakan tugas dan kewajiban agama secara penuh.Hal ini sebagaimana ia tidak berkewajiban melaksanakan puasapd saat trsbt,terlebih dia terbebas dari tanggungjawab seperti urusan jihad dan menjaga masyarakat.Sedangkan,seorang laki-laki tidak ada ampunan untuk lari dari melaksanakan kewajiban trsbt.Karenanya ia lebih sempurna dibanding seorang wanita di dalam komitmen agamanya.
    Keempat,berdasarkan penanggungjawab nafkah.Seorang wanita -sbgai akibat kesibukannya dalam mendidik anak,dan keadaan lemah yang permanen pd   dirinya-tidak mampu lagi melakukan aktivitas di luar rumah dan bekerja seperti kekuatan lelaki normal.Apalagi melakukan pekerjaan khusus yang tidak bisa dilakukan selain oleh seorang laki-laki.
    Berdasarkan semua itu,kajian-kajian yang bersifat eksperimen dan riset-riset ilmiah menetapkan bahwa yang lebih berhak dan layak untuk memikul beban kepemimpinan baik secara fitrah,sosial,maupun kejiwaan adalah laki-laki,bukan seorang wanita.
    Dan lelaki dengan wanita memang berbeda dan tidak ada kesamaan.Seperti yang sudah diterangkan dalam firman Allah:"Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak wanita" (Ali Imron:36)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar